Laman

Kamis, 11 Agustus 2016

SEJARAH SINGKAT KOTA LUMAJANG
       Bumi LUMAJANG sejak jaman Nirleka dikenal sebagai daerah yang "PANJANG-PUNJUNG PASIR WUKIR GEMAH RIPAH LOH JINAWI TATA TENTREM KERTA RAHARJA".

       PANJANG-PUNJUNG berarti memiliki sejarah yang lama. Dari peninggalan-peninggalan Nirleka maupun prasasti yang banyak ditemukan di daerah Lumajang cukup membuktikan hal itu.

       Beberapa prasasti yang pernah ditemukan, antara lain Prasasti Ranu Gumbolo. Dalam prasasti tersebut terbaca "LING DEVA MPU KAMESWARA TIRTAYATRA". Pokok-pokok isinya adalah bahwa Raja Kameswara dari Kediri pernah melakukan TIRTAYATRA ke dusun Tesirejo kecamatan Pasrujambe, juga pernah ditemukan prasasti yang merujuk pada masa pemerintahan Raja Kediri KERTAJAYA.
Beberapa bukti peninggalan yang ada antara lain :

  1. Prasasti Mula Malurung
  2. Naskah Negara Kertagama
  3. Kitab Pararaton
  4. Kidung Harsa Wijaya
  5. Kitab Pujangga Manik
  6. Serat Babat Tanah Jawi
  7. Serat Kanda
       Dari Prasasti Mula Manurung yang ditemukan di Kediri pada tahun 1975 dan ber-angka tahun 1177 Saka (1255 Masehi) diperoleh informasi bahwa NARARYYA KIRANA, salah satu dari anak Raja Sminingrat (Wisnu Wardhana) dari Kerajaan Singosari, dikukuhkan sebagai Adipati (raja kecil) di LAMAJANG(Lumajang). Pada tahun 1255 Masehi, tahun yang merujuk pada pengangkatan NARARYYA KIRANA sebagai Adipati di Lumajang inilah yang kemudian dijadikan sebagai sebagai dasar penetapan Hari Jadi Lumajang (HARJALU).
       Dalam Buku Pararaton dan KIDUNG HARSYA WIJAYA disebutkan bahwa para pengikut Raden Wijaya atau Kertarajasa dalam mendirikan Majapahit, semuanya diangkat sebagai Pejabat Tinggi Kerajaan. Di antaranya Arya Wiraraja diangkat Maha Wiradikara dan ditempatkan di Lumajang, dan putranya yaitu Pu Tambi atau Nambi diangkat sebagai Rakyan Mapatih.
       Pengangkatan Nambi sebagai Mapatih inilah yang kemudian memicu terjadinya pemberontakan di Majapahit. Apalagi dengan munculnya Mahapati(Ramapati) seorang yang cerdas, ambisius dan amat licik. Dengan kepandaiannya berbicara, Mahapati berhasil mempengaruhi Raja. Setelah berhasil menyingkirkan Ranggalawe, Kebo Anabrang, Lembu Suro, dan Gajah Biru, target berikutnya adalah Nambi.
       Nambi yang mengetahui akan maksud jahat itu merasa lebih baik menyingkir dari Majapahit. Kebetulan memang ada alasan, yaitu ayahnya(Arya Wiraraja) sedang sakit, maka Nambi minta izin kepada Raja untuk pulang ke Lumajang. Setelah Wiraraja meninggal pada tahun 1317 Masehi, Nambi tidak mau kembali ke Majapahit, bahkan membangun Beteng di Pajarakan. Pada 1316, Pajarakan diserbu pasukan Majapahit. Lumajang diduduki dan Nambi serta keluarganya dibunuh.
       Pupuh 22 lontar NAGARA KERTAGAMA yang ditulis oleh Prapanca menguraikan tentang perjalanan Raja Hayam Wuruk ke Lumajang. Selain NAGARA KERTAGAMA, informasi tentang Lumajang diperoleh dari Buku Babad. Dalam beberapa buku babad terdapat nama-nama penguasa Lumajang, yaitu WANGSENGRANA, PUTUT LAWA, MENAK KUNCARA(MENAK KONCAR) dan TUMENGGUNG KERTANEGARA. Oleh karena kemunculan tokoh-tokoh itu tidak disukung adanya bukti-bukti yang berupa bangunan kuno, keramik kuno, ataupun prasasti, maka nama-nama seperti MENAK KONCAR hanyalah tokoh dongeng belaka.
       Di tepi Alun-alun Lumajang sebelah utara terdapat bangunan mirip candi, berlubang tembus, terdapat CANDRA SENGKALA yang berbunyi "TRUSING NGASTA MUKA PRAJA" (TRUS=9, NGASTA=2, MUKA=9, PRAJA=1). Bangunan ini merupakan tetenger atau penanda, ditujukan untuk mengenang peristiwa bersejarah, yaitu pada tahun 1929. Lumajang dinaikkan statusnya menjadi REGENTSCAH otonom per 1 Januari 1929 sesuai Statblat Nomor 319, 9 Agustus 1928. Regentnya RT KERTO ADIREJO, eks Patih Afdelling Lumajang (sebelumnya Lumajang masuk wilayah administratif Kepatihan dari Afdelling Regentstaschap atau Pemerintah Kabupaten Probolinggo).
       Pada masa perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan tahun 1942-1949, Lumajang dijadikan sebagai basis perjuangan TNI dengan dukungan rakyat.
       Nama-nama seperti KAPTEN KYAI ILYAS, SUWANDAK, SUKERTIYO, dan lain-lainnya, baik yang gugur maupun tidak, yang dikenal atau tak dikenal, adalah para kusuma bangsa yang dengan meneruskan perjuangan para pahlawan kusuma bangsa itu dengan bekerja secara tulus, menjauhkan kepentingan pribadi, jujur, amanah, dan bersedia berkorban demi kemajuan Lumajang Tercinta.
       Mengingat keberadaan Negara Lamajang sudah cukup meyakinkan bahwa 1255M itu Lamajang sudah merupakan sebuah negara berpenduduk, mempunyai wilayah, mempunyai raja (pemimpin) dan pemerintahan yang teratur, maka ditetapkanlah tanggal 15 Desember 1255 M sebagai hari jadi Lumajang yang dituangkan dalam Keputusan Bupati Kepala Derah Tingkat II Lumajang Nomor 414 Tahun 1990 tanggal 20 Oktober 1990

       Sejak tahun 1928 Pemerintahan Belanda menyerahkan segala urusan segala pemerintahan kepada Bupati Lumajang pertama KRT Kertodirejo. Yang ditandai dengan monumen / tugu yang terletak di depan pintu gerbang Alun-alun sebelah utara.

1.
KRT KERTODIREJO
( 1928 - 1941 )
2.
R. ABU BAKAR 
( 1941 - 1948 )
3.
R. SASTRODIKORO 
( 1948 - 1959 )
4.
R. SUKARDJONO
( 1959 - 1966 )
5.
N.G. SUBOWO
( 1966 - 1973 )
6.
SUWANDI
( 1973 - 1983 )
7.
KARSID
( 1983 - 1988 )
8.
H.M. SAMSI RIDWAN
( 1988 - 1993 )
9.
TARMIN HARIYADI
( 1993 - 1998 )
10.
Drs.H. ACHMAD FAUZI
( 1998 - 2003 )
11.
Drs.H. ACHMAD FAUZI - H. HARTONO, SH, S.Sos
( 2003 - 2008 )
12.
DR.H. SJAHRAZAD MASDAR,MA - Drs. AS'AT, MAg
( 2008 - 2013 )
13.
DR.H. SJAHRAZAD MASDAR,MA - Drs. AS'AT, MAg
( 2013 - 2018

BUDAYA
Lumajang. Siapa sih yang kenal sama lumajang. Wah ini mungkin menjadi kata pedas buat kita semua penduduk Lumajang. Ini adalah bentuk keprihatinan ku terhadap kabupaten tempatku tinggal. Di luar sana Lumajang tidak dipandang apa sebagai kabupaten yang waw. Orang lain di luar sana jarang yang mengetahui pasti tentang Lumajang. Jangankan tentang apa saja yang ada dilumajang, keberadaannya pun masih diragukan oleh sebagian orang. Bahkan kenyataan yang lebih pahit beberapa temanku yang berasal dari luar kabupaten tapi tetap dalam satu provinsi jawa timur tidak mengetahui keberadaan lumajang. Haduh parah banget kan?
Keperihatinanku sangat memuncak ketika tadi aku melihat sendiri seni tari yang khas lumajang. Tetapi aku tidak mengetahui itu. Dan aku yakin bahwa generasi muda lumajang banyak yang belum mengetahui itu. Wah aku jadi malu dengan budayaku sendiri. Kalau seperti ini keadaannya maka lambat laun kebudayaan asli ini akan tergerus jaman dan hilang di telan peradaban. Mau kah kita terjadi seperti itu? Tentu tidak kan?
Kebudayaan Misalnya tari glipang tadi, batik lumajang, dan berbagai icon kabupaten lumajang terkubur dalam dalam dari dunia informasi ini.
Lihat saja kalau bukan kita yang mengatahuinya maka siapa lagi yang mau peduli. Taukah anda bahwa keberadaan kota pisang lumajang masih belum banyak diketahui orang. Malah sebaliknya predikat kabupaten lumajang yang dimanapun terdapat tumbuhan masih belum diakui banyak orang disana karena pisang yang ada di Indonesia ini sangat banyak dan tersebar di semua daerah bahkan di daerah lain. Ini diperparah lagi bahwa produksi pisang lumajang semakin hari semakin merosot ke angka under expectation 😦
Miris bukan?
Sudah taukah anda tentang batik lumajang? jika tidak tau jangan mengaku orang lumajang deh. Cintai produk dari kalangan sendiri lah.
Lihat ini dulu.
MAKANAN
Makanan khas Kota LUMAJANG JAWA TIMUR. Pernahkah anda berkunjung ke lumajang? Di Lumajang ini dikenal dengan sebutan kota Pisang dan memang pisang merupakan buah yang banyak terdapat di Lumajang.
Berbagai macam jenis pisang banyak dijual di pasar, dengan anekaragam pisang di sana namun tentunya ada yang spesial lo yaitu pisang agung. Pisang agung yang merupakan pisang andalan Lumajang ini biasa dipanen dari perkebunan di Kecamatan Senduro. Mengenai makanan khas berikut adalah makanan khas lumajang yang terkenal:
1.  Pisang Agung



 
Pisang agung merupakan makanan khas lumajang yang popular, pisang yang dimaksud itu bukan sekedar pisang biasa lo Melainkan, Pisang Agung yang bentuk dan ukurannya memang seperti tanduk yanga bentuknya sangat panjang. Ukurannya bisa mencapai 2 atau 3 kali lebih panjang  jika dibandingkan ukuran pisang biasa.
2. Lupis Lumajang
Lupis ini terbuat dari beras ketan yang kemudian direbus dalam waktu lama. Untuk pembuatannya mirip seperti  lontong. Makanan ini ketika dimakan  menimbulkan kesan kenyal-kenyal di lidah. Lupis biasanaya juga dipadukan dengan tambahan cenil, klepon dan apem.

3. Lontong Petis
Lontong petis ini merupakan makanan seperti lontong, ketupat, dan lepet, makanan khas lumajang yang berbentuk prisma ini biasanya dai sajikan dengan sayur daging ayam, telur, tahu, kentang diolah menjadi satu. untuk tambahanya yaitu petis.
4. Pecel Telo
unduhan (1).jpg
Pecel telo khas lumajang jawa timur ini meru pakan makanan yang terbuat dari sayur-sayuran atau jantung pisang, semanggi, genjer, kacang panjang dan kecambah, yang kemudian diberi bumbu yang bahan bakunya dari ubi jalar.
5. Bledus Khas Lumajang
Makanan Khas Lumajang Yang Terkenal
Bledus ini adalah makanan yang terbuat dari jagung pipil kering kemudian direndam semalaman, terakhir bledus ini direbus dalam waktu yang lama,. biasanya dalam penyajianya dengan ditabur kelapa parut.
Bagi anda yang sedang ber kunjung ke lumajang janga lewatkan makanan khas yang ada di lumajang tersebut, untuk iti mangan enak semoga bisa jadi petunjuk makanan khas yang ada di indonesia.

Ciri Khas
kampung buaya
Lumajang merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten Lumajang berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo (batas utara), Kabupaten Jember (batas timur), Samudra Hindia/ Laut Selatan (batas selatan) dan Kabupaten Malang (batas barat).
Lumajang mempunyai gunung tertinggi di pulau Jawa yaitu gunung Semeru (3.676 mdpl). Gunung Semeru sering digunakan untuk pendakian oleh masyarakat umum terutama para pendaki dan pecinta alam. Gunung Semeru mempunyai panorama yang sangat indah, dengan puncak Mahamerunya yang sangat menakjubkan. Gunung Semeru mempunyai tiga ranu yaitu Ranu Pane, Ranu Kumbolo dan Ranu Regulo.
Lumajang sendiri mempunyai sejarah yang sangat kuat dengan kerajaan Majapahit. Lumajang merupakan salah satu Negara hadiah dari Majapahit yang dikenal dengan sebutan Negara Lamajang. Sejak 14 Dulkaidah 1165 atau tanggal 15 Desember 1255 M, Negara Lamajang sudah mempunyai pemerintahan sendiri hingga sekarang. Tanggal 15 Desember itulah yang biasa dikenal dengan HARJALU (Hari Jadi Kota Lumajang).
Ciri khas yang dimiliki oleh Lumajang selain gunung Semeru adalah Pisang Agung yang sangat besar. Pisang ini tersebar luas di daerah Senduro, Ranuyoso dan Klakah. Ciri khas lain adalah Pura Mandaragiri Semeru Agung yang banyak orang menyebutnya “Naik Hajinya Orang Hindu se-Indonesia”. Pura yang mempunyai sebutan lain Pura Kahyangan Jagat (tempat memuja Hyang Widhi Wasa), selalu ramai setiap harinya, apalagi ketika ada kegiatan atau upacara keagamaan umat Hindu.
Lumajang yang dikenal dengan kota kecil ini mulai berbenah dari tahun ke tahun. Prestasi demi prestasi pun diperoleh, salah satunya adalah Adipura, yakni penghargaan terhadap pengelolaan dan kebersihan lingkungan. Maka tak heran jika sampai saat ini Lumajang kerap sekali mendapatkan adipura dari tahun ke tahun, serta penghargaan Adiwiyata yang diperoleh oleh sekolah-sekolah di Lumajang. Maka slogan Atib Berseri (Aman, Tertib, Bersih, Sehat Indah dan Asri) pun selalu bergaung di Lumajang.
Lumajang adalah kota yang bersih, sejuk dan menentramkan. Ayo mampir!
Bottom of Form

1 komentar: